Cerpen ini ditulis oleh : Mandha Yani
Twitt :@Mandhayanie | Fb: Mandha Yani
Terik matahari ini menembus kulit, menyengat perlahan, seolah-olah membakar kulitku. Dengan gegapnya aku mengambil sepeda miniku dan segera aku kayuh menuju jalan pulang ke rumah.. saat itu aku berada di bangku Sekolah Menengah Pertama. Sekolahku tak jauh dari rumah. Hanya berjarak kurang lebih 1-3 kilo. Saat itu hari pertamaku masuk sekolah. Disana banyak sekali hal baru yang aku temukan, terutama TEMAN.
Banyak sekali perbedaan –perbedaaan kecil yang kurasakan. Dan sepertinya aku harus belajar lebih bersosialisasi dengan orang di sekitarku, terutama teman-teman satu kelasku. Keesokan harinya aku kembali kesekolah, seperti biasa, aku beraktifitas layaknya anak sekolahan lainnya. Aku juga berteman dengan banyak anak. Salah satunya adalah Nayla. Sebut saja Nay. Nayla adalah teman sebangku ku, aku kenal dia karena ternyata rumah dia dengan rumah saudara ibuku berdekatan, jadi aku lebih dulu mengenal Nayla, walau tak sedekat sekarang...
Aku dan Nayla hampir seperti anak kembar. Karena menurut
beberapa teman, wajah kita hampir sama, bahkan guru-gurupun juga bilang
demikian. Tapi aku dan Nay menanggapinya dengan senyum.Nayla anaknya baik, dia
walaupun agak tomboy, tapi seru dan kocak abis...
Bel pulang sekolah berbunyi...
Teng..Teng.. Teng...
“Tyaaaaaaaaaa..........................
tunggu aku, .........!!” Terdengar salah seorang perempuan
memanggilku dari arah parkiran sepeda.....
“ada apa Ria ???”
Ternyata si Ria. Dia adalah temen kecilku. Aku
sahabatan dengannya dari mulai kita SD.
“Barengan dong,,,”
“Ok...”
Aku pulang dengan Ria, di tengah perjalanan ada Sarah yang
sengaja menyusul kita dengan terburu-buru...
“ehh dasar kalian yaa... aku di tinggal...” tegur si Sarah
dengan nada Be-Te ..
Dia adalah Sarah. Temen sekelasku yang kebetulan satu desa
dengan si Ria.
“uuppppsss .. maaf lah Sarah.. kita kira kamu uda pulang
duluan ?” Jawabku dengan mencoba menenangkan hati Sarah..
“ya gk lah,,, aku nunggu kalian tau ???”
“ya sudah,, ayo kita pulang,,, ”
Kita bertiga pun pulang...
Hari pun berlalu.. hingga akhirnya aku menemukan teman
laki-laki yang tengah akrab denganku. Dia adalah Rama. Rama anaknya rame,
gokil, dan selalu membuat aku tertawa bahagia jika bersama dia.. Aku dan Rama
menjadi dekat, karena kebetulan kita berdua 1 kelas, dan dia duduk di bangku
tepat di belakangku, jadi tak ada satupun cela yang dapat menghalangi
kebersamaan kita untuk berbincang-bincang atau sekedar bersenda gurau dengan
kapanpun kita mau. Hingga aku begitu tahu banyak tentang diri Rama begitu juga
sebaliknya.
Pernah, suatu ketika aku merasa, kalau aku harus membuat
sebuah hubungan dekat dengannya... Akhirnya aku SAHABATAN dengan Rama. Aku dan
Rama sahabatan dari sejak kelas 7. Persahabatan kita berjalan indah. Layaknya
kakak-beradik. Maklumlah tinggi badanku tak setara dengan dia. Dia lebih
mempunyai tinggi badan yang bagus dari pada aku.. hehehheee...
Semuanya berlalu begitu indah... Hingga aku mengikuti
salah satu Ekskul di sekolah. Yaitu aku mengikuti keanggotaan
Kepramukaan. Aku tidak tahu, kenapa aku lebih semangat kalau pada waktu Ekskul
yang satu ini aku selalu paling bersemangat untuk ingin mengikutinya. Pada saat
itu aku dan Rama menduduki kelas 8 Sekolah Menengah Pertama. Hubungan ku
dan Rama mulai agak renggang. Aku tak begitu tau penyebabnya apa? Hingga
panggilan sayangku ke dia juga lama kian lama, menjadi tersebar luas ke orang
lain, seperti kakak kelas kita. Terutama anak anggota Pramuka. Aku mulai
penasaran dengan sikap anehnya Rama...
Hingga suatu ketika aku menjumpai dia bersama adik kelas
kita, sebut saja namanya Sita. Aku kebetulan juga mengenalnya, karena aku dan
Sita dulunya pernah satu SD. Aku melihat keakraban mereka begitu dekat. Canda
tawa itu, adalah canda tawa yang slama ini ku rindu dari sosok Rama padaku.
Sejak saat itu hatiku terasa ingin mengatakan sesuatu, namun
tak mampu untuk mengungkapnya dengan kata-kata, aku mulai merasakan sakit yang
aneh pada diriku, seperti rasa yang tidak terima akan kenyataan kalau Rama
bercanda tawa berduaan, ketawa lepas, dengan selepas-lepasnya....
Usiaku terlalu muda, untuk mengenal sebuah JATUH CINTA. Apa
itu CINTA dan bagaimana itu CINTA ?? aku masih belum begitu mengenal dalam
tentang arti CINTA. Tapi yang aku tahu, hati ini meragu, hati ini pilu, hati
ini terasa begitu sendu, ketika Rama menjauh dariku...
Apa aku salah ????
Tapi dimana letak kesalahanku ??
Atau aku lagi dilema??
Karena saat ini aku sedang dirundung kepada dua pilihan...
Haruskah aku menyelamatkan Persahabatanku demi Rama, atau
berkorkan Perasaanku, dengan memutuskan persahabatanku dengan Rama.
Sebuah pilihan yang bagiku sulit untuk diputuskan dengan
segera. Karena bagiku, Rama adalah Sahabatku, aku menyayanginya hingga seperti
kakak kandungku sendiri. Namun angin apa yang mengubah semuanya, aku juga tak
begitu tahu, tiba-tiba... akhir-akhir ini aku sering melamunkannya,
merindukannya, sdan merasakan sakit ketika melihatnya berdua dengan anak-anak
perempuan, walaupun hubungan mereka sebatas teman dengan Rama.
“Aku gak tahu Rama, apa yang harus aku lakukan.. kian hari,
kulihat kau semakin bahagia diluar sana tanpa aku.. apa kau telah melupakan
aku. Aku sahabatmu Ram, aku yang mengerti keadaanmu... aku yang selalu ada
ketika kau dalam suasana apapun... Tapi entah mengapa, sekarang kau tak ada
kabar? Tak ada seorang Rama yang ku kenal dulu? Aku kehilanganmu Ram... Dan aku
sangat merindukanmu...” bisikku dalam hati...
1tahun berlalu..
Hingga akhirnya aku berada di detik-detik akhir dari
masa-masa SMPku... Dan perasaan itu masih saja tersimpan rapi di hatiku. Aku
tak tahu apa ini masih bisa disebut sebuah perasaan CINTA
???????
Rama terus menjauh dariku, apalagi sejak kepergian
ibundanya... Aku pun ikut merasakan kesedihan yang dialami Rama saat itu...
Tapi aku tahu Rama adalah anak yang kuat, dia penuh
semangat. Keadaan dia yang kini sangat berbeda dengan Rama yang dulu,
penampilannya pun tak se menarik dulu. Yah, mungkin karena dia cenderung belum
bisa menerima kepergian ibunya...
Hingga suatu ketika, Rama tiba-tiba menyapaku.. Aku dan dia
kembali berbincang-bincang, layaknya dulu awal persahabatan kita, namun apa
yang kurasa, mengapa ku dirundung rasa yanng aneh ketika aku dekat dengannya,
menyentuh tangannya, dan menatap matanya...
Mengapa hati ini seolah-olah berbicara, berbicara akan semua
hal yang dulu terkubur rapi di dalam.. sesungguhnya perasaan apa ini ???
Mengapa belum juga hilang perasaan aneh ini?? Sampai kapan, aku juga tak
tahu...
Namun disisi lain, aku sangat bahagia.. SAHABATku yang dulu
kembali... aku menemukan SAHABATku yang dulu lagi... Haruskah aku mengungkapkan
semua yang selama ini terjadi pada hatiku, setelah sekian lama terpendam? Atau
kubiarkan saja, hingga sang waktu yang akan menjawab kegundahan hatiku ??
Aku tak tahu,,,
Mungkin aku hanya percaya takdir, semua akan indah pada
waktunya....
Hingga suatu ketika, aku dengar Rama memanggil salah satu
cewek yang tengah berada di dekatnya...
“Sayang... kenalin.. ini Septya.. Sahabatku...”
“Dan Tya, kenalin.. dia Fatmah, pacarku...”
Sontak, bibirku mlongo, bak tersambar petir di siang bolong
???
Akupun menjulurkan tanganku sembari membalas senyum cewek
manis yang berada di sebelah Rama itu. Dia adalah pacar Rama...
Ampun TUHAN... Kenyataan apa lagi yang harus aku terima,
sekarang... haruskah aku tetap berdiri tegar, melihat kebahagiaan sahabatku
bersama orang lain ????
Haruskah aku benar-benar mengubur dalam perasaan ini
terhadap Rama, yang masih utuh, hingga kini???????
Ataukah aku masih harus memperjuangkan Hatiku dan menyakiti
hati cewek itu ?
Sungguh tak mungkin TUHAN...
Yang harus ku terima adalah kebagiaan ini, kebahagiaan Rama,
Fatmah, dan Kebahagiaan hatiku yang selalu melihat sorot mata itu menjadi
berbeda ketika bersama orang lain??
...............................................
SELESAI
Tags: Cerpen, Cerpen Remaja
If you enjoyed this post and wish to be informed whenever a new post is published, then make sure you subscribe to my regular Email Updates. Subscribe Now!