Cerpen Ini Ditulis Oleh : Endri Peri
Suasana hutan di siang itu sungguh berkabut. Kicauan burung seakan sambut menyambut. Suara siamang menderu-deru di hutan. Hamparan pepohonan hijau dengan angkuhnya tegak sambil bersuara gemericik. Tetesan embun seperti mengering begitu cepat. Aku terbangun dari tidur ku, aku berdiri dengan pelan, kupandangi sekitar ku. Pemandangan nya sama seperti kemarin, hijau, dan berkabut. Aku berjalanan menyelusuri hutan yang tua. Berjalan dan berjalan. Aku teringat sebulan yang lalu ketika aku mengajaknya melakukan expedisi puncak pintau.
Waktu itu langit kota medan begitu cerah. Di sebuah halaman kampus yang agak terkenal di kota medan sekelompok mahasiswa lagi berkumpul.
" apakah semua dah datang?" Seorang lelaki yang sedikit berjenggot mengatakan kepada mahasiswa-mahasiswa itu.
" masih banyak yang belum datang kak." Seorang mahasiswa menjawabnya.
Dengan langkah agak tergesa2 aku memasukin halaman kampus yan lumayan lebar itu. aku lalu berlari-lari kecil melalui koridor2 kampus . Ku lihat dari kejauhan temen-teman ku sudah berkumpul di lapangan basket kampus dengan semua peralatan expedisinya.
"waduh aku terlambat ni." Celetuk ku dalam hati.
"siang semua,..." Aku memberi salam kepada semua yang berkumpul itu.
"siang,.. Wah ndi kenapa kamu kok telat datangnya... Temenmu si ayu itu mana, apakah dia tidak hadir?" Seorang senioran kami menanyaiku.
"ayu belom datang kak. Aku udah nelp dia,. katanya lagi dijalan,.. bentar lagi juga nyampek kok." Jawabku agak meyakinkan nya.
"sebenarnya yang kita tunggu sekarang ini tinggal si ayu saja,.. klo dia sudah datang kita langsung berangkat." seorang senior lainnya mengatakan itu kepadaku.
"iya kak bentar lagi dia pasti datang." jawab ku.
Tak lama setelah itu seorang gadis yang lumayan cantik dan manis berlari ke arah kami. Dengan tergopoh-gopoh dia berlari sambil membawa tas caril yang mungkin agak besar. Begitu lucu dia ketika sedang berlari. Aku sebenarnya suka ayu. Orang nya supel, mudah bergaul dan tidak sombong dan semua suka padanya.
"maaf ya semua nya ayu telat dateng nya." Kata itu terlontar dari bibir seorang gadis yang menjadi idolaku.
" oh iya yu, barang-barang yang kakak pesan semalem sudah dibawa, kan?" seorang senioran kami menanyainya.
"kompas, kompor lapangan, tali karamantel, carabiner, dan sleepingbad semua udah ayu bawa kak." jawab ayu kepada senior itu .
"bagus,.. dah yuk semua kita berangkat, tu bus nya udah dateng." Senior itu mengatakan kepada kami sambil menunjuk bus yang baru aja masuk ke halaman parkir kampus kami .
------------------------------------------------
Dan aku terus berjalan menyelusuri hutan itu. Tak lama dari kejauhan aku melihat rumah penduduk . Aku terus berjalan. Sesampai dirumah penduduk aku melambatkan langkahku. Semua pada asik dengan kegiatannya. Ada lagi berkebun, ada yang lagi duduk-duduk minum kopi di sebuah warung dekat empang desa, ada juga yang lagi duduk-duduk di teras rumah panggungnya.
Aku terus berjalan dan berjalan. Tak berapa lama aku sampai di sebuah jalan raya yang tidak begitu lebar. siang itu sungguh panas. Matahari begitu terik siang itu. Kulihat langit seperti mengusir awan yang sedang duduk termenung. Pemandangan asri masih terbentang di kanan kiri jalan raya itu. Lama aku berjalanan. Setelah lama berjalan aku tiba di sebuah persimpangan .Tampak semua jalan sepi tak 1 mobil pun lewat dijalan itu. Setelah ku perhatikan sekekeliling. Mata ku tertuju kepada seorang gadis dengan berpakaian agak sedikit kuno sedang duduk di pembatas jalan. Wajah nya begitu pucat, matanya sayu dan dia memegang sebuah boneka kayu yang tradisional. Mungkin dibuat oleh tangan trampil. Aku lalu bertanya kepada nya.
"adek ngapain disini?" Tanya ku kepda gadis kecil itu .
" aku lagi menunggu kak." Gadis itu menjawab sambil menunduk.
" menunggu siapa,...?" Tanya ku singkat .
" menunggu ibu ku kak." Jawab gadis kecil itu.
" oh ya dek, jalan menuju kota dari mana ya? " aku bertanya kepada gadis itu.
" kakak coba jalan dari sana. Disana kakak akan menemui seseorang yang membawa pedati . Nah, kakak ikut saja bersama dia." Gadis itu berkata sambil menunjuk ke arah jalan yang menuju hutan. jalan setapak mungkin.
"terima kasih ya dek." ucapku kepada gadis kecil itu. Aku melanjutkan perjalananku.
Aku lalu berlalu meninggalkan gadis yang memakai kain ulos itu dan menuju jalan yang dia tunjukan. Jalan setapak yang menuju kedalam hutan. Aku terus menyelusuri jalan itu.
--------------------------------
Terlihat bus sedang masuk menuju halaman kampus. Para mahasiswa sudah bersiap sama carel nya masing-masing. Setelah itu bus itu pun berhenti tepat di depan kami. Pintu bus itu lalu terbuka.
"dah, yuk teman-teman semua. Kita berangkat sekarang, semua tas harap di packing, ceking kembali, tas carel dimasukan dibagasi bawah, sedangkan depeg bisa dibawa ke dalam bus." Seorang senior berkata di toa megaphone.
" oh iya yu, tadi kenapa kamu terlambat? padahal aku udah nelpon dari pagi kan ?" aku bertanya kepada ayu.
"eh, iya ndi. hmmm itu, tadi itu kan motor ku mogok, jadi terpaksa deh naik angkot, nah terus aku kejebak macet di persimpangan pasar suakaramai medan." ayu menjelaskan sambil tersenyum manis padaku.
" ooo, kirain kamu terlambat bangun lagi." aku berkata kepadanya sambil tertawa kecil.
"ya tidaklah, hahahahaha kamu ini ada-ada saja andi. Dah yuk, kita masuk bus. Busnya udah datang tuh. " dia berkata sambil memukul pelan pundakku.
" yuk." jawabku singkat.
Aku masuk duluan kedalam bus, mungkin karena aku sedikit membawa barang. Jadinya aku mudah untuk masuk kedalam bus. Kulihat ayu masih sibuk memasukin carelnya ke bagasi bawah bus itu. Aku lalu termenung sambil memandang keluar jendela bus. Aku membayangkan wajah ayu yang begitu manis dan imut. Seandainya aku mendapatkannya, Mungkin aku orang yang sangat beruntung di dunia ini . Telah lama aku mendambakannya. Sekarang di semester-semester akhir ini aku harus terus bersama dengannya .Mungkin dia akan pergi jauh dariku .
Setelah memasukan barang-barangnya ke bagasi bus, ayu pun naik ke dalam bus. di dalam bus ayu bingung melihat semua orang sudah duduk pada tempat duduknya masing-masing. Lama dia berdiri sambil memerhatikan sekeliling. Lalu aku memanggilnya dari tempat duduk paling belakang. Aku duduk di kursi bus paling belakang.
"yu,. Ayu,.. Sini." Aku melambaikan tangan kepadanya.
" hey ndi, kamu disana ternyata. Bentar,.. aku akan kesana." Ayu memerhatikan lambaianku dan berjalan pelan ke arah ku karena didalam bus sangat sesak.
"hey cok, geser dulu dikit. Tuh si ayu mau duduk disini." Aku berkata kepada Ucok yang duduk di sebelah ku Sambil menyikut pelan badannya.
"halah kau ini lah, mengganggu orang tidur saja!" jawab teman di sampingku.
" geserlah dulu ucok, cam ga ngerti kau dengan aku." Sambil berlogat medan aku berkata kepada ucok.
"iya iya, halah mengganggu saja!" dan ucok itu pun menggeser duduknya.
" halo andi, masih ada kursi kosong?" Ayu bertanya kepadaku .
"masihlah, ini masih kosong.” Jawabku sambil membersihkan kursi yang baru saja ditempati temenku tadi.
" oh, terima kasih ya ndi." Ayu berkata kepadaku sambil tersenyum.
" iya nggak apa-apa kok." Jawab ku.
Dan bus pun berjalan meninggalkan kampus itu.
-------------------------------------------------------
Setelah aku masuk kehutan itu, tak lama setelah itu aku melihat seorang kakek berpedati sedang berjalan ke arahku. Setelah sampai di depanku , dia menghentikan pedatinya, aku melihatnya.Wajah nya agak sedikit tua . Janggutnya panjang sebahu. Badannya tegap dan memakai kain ulos batak untuk menutupi dada kekarnya.Dia turun dari pedati . Aku sedikit terkejut karena tingginya melebihi tinggiku. Pokoknya tinggi kakek itu seperti orang bule. Dia menatapku dengan tatapan kosong.
"ada keperluan apa adik kesini?" Tanya kakek berpedati itu.
" saya mau kekota kek, saya mau pulang kerumah saya." Jawabku kepada kakek berpedati itu
"adik dari mana?" pria berpedati itu kembali menanyaiku.
"aku dari hutan kek." jawab ku singkat kepadanya.
"ya sudah, adik duduk di belakang." dia berkata kepadaku sambil menunjuk bagian belakang pedati itu. Pedati itu dibawa oleh seekor kerbau putih yang bersih bercahaya.
"terima kasih kek," jawabku.
Dan setelah itu kami menuju hutan kembali. Jalan setapak itu begitu asri. Kiri kanan hanya kulihat hutan-hutan tua yang seakan memelototi kami. Di dalam perjalanan aku hanya diam saja . Kakek itu pun diam dan asik memukuli kerbaunya biar kerbau itu lebih kencang menarik pedatinya.
Aku menikmati pemandangan hutan di siang yang berkabut itu, begitu asri kurasa.
---------------------------------------------
Setelah meninggalkan kampus. Bus itu lalu mulai berjalan dengan kencang. Mungkin karena terburu waktu. Karena sore ini bus itu harus sampai ketempat tujuan kami tepat waktu.
Didalam bus ayu tidak seperti biasanya . Dia hanya diam saja. Ayu sebenarnya anaknya itu supel dan suka bicara. Tetapi waktu itu dia aneh dan sering diam. Tak lama setelah dia tertidur. Kepalanya terjatuh di pundakku . Aku hanya diam saja. Kuperhatikan setiap inci wajahnya .Begitu sempurnanya dia. Tak ada jerawat sedikit pun yang nongkrong di wajah nya . Hanya kulit lembut dan putih mulus kulihat. Matanya tertutup seakan haus akan kasih sayang. Tanpa sadar tanganku mulai membelai rambutnya. Entah tanganku yang tidak terkontrol atau aku yang memang sudah tak tahan untuk mencurahkan sayang ku kepadanya. Aku lalu membelai mesra rambutnya. Dia hanya tertidur diam seakan tidak mengacuhkan belaian tanganku. Tanganku yang satu lagi menjalar ke telapak tangannya . Ku genggam telapak tangannya . Dia hanya diam saja. lama aku megenggam tangannya. Setelah beberapa lama menikmati moment itu kami di kejutkan oleh goncangan bus. Ban bus itu menggilas halangan jalan yang sengaja di pasang supaya kendaraan yang berrlalu lalang dijalan itu dapat berjalan dengan pelan. Dia tersentak dan terbangun. Aku langsung kelabakan karena memegang telapak tangannya. Ayu lalu melihatku. Tangannya tidak ditariknya dari tanganku . Aku terkejut, dan aku tidak melepas kan genggamanku. Ayu meletakan kembali kepalanya ke pundakku seakan tidak mengacuhkan kejadian barusan. Jantungku berdebar ”oh Tuhan apakah ini yang disebut dengan cinta?” kataku dalam hati. Dia hanya diam saja . Rasa senang, Gelisah, dan harap bercampur aduk dihatiku pada saat itu. Seakan aku ingin memeluk nya. Tak terasa tangannya mulai melawan tanganku yang menggenggam. Dia mulai membalas menggenggam tangan ku. Genggamannya begitu keras di telapak tanganku. Aku diam saja. Dan dia juga begitu. Suasana di bus itu begitu hening .Mungkin karena semua udah pada capek di perjalanan. Perjalanan masih jauh. Tangan ku terus membelai rambutnya. Dia mengangkat kepalanya dan melihat kepadaku sambil tersenyum. Dia lalu meletakkan kembali kepalanya ke pundakku. Hatiku sangat bahagia sekali pada saat itu.
-------------------------------------------
Setelah berjalan cukup lama dengan pedati itu. Aku lalu sampai di ujung jalan setapak itu . Kulihat ujung jalan itu begitu terang. Kendaraan berlalu lalang. Ada yang lagi berjalanan kaki , naik motor dan ada juga yang lagi berjualan. Seperti hari-hari biasa. Kota Medan memang ramai dengan kesibukannya. Lalu pedatinya berhenti.
"sampai disini aja saya bisa mengantar mu nak." Pria tua itu berkata kepadaku.
" terima kasih ya kek." Jawabku sambil menuruni pedati itu.
"saya akan menjemputmu kembali nanti, setelah kamu pulang kerumah mu." Pria berpedati itu berkata kepada ku.
" iya kek, saya akan tepat waktu." Jawabku kepadanya.
----------------------------------------
Setelah cukup lama bus berjalan akhirnya bus sampai di tempat yang kami tuju yaitu objek wisata gunung sibayak. Bus lalu masuk berlahan ke tempat itu. Dan tak lama bus itu berhenti..
" oke semua! kita telah sampai ke lokasi. Harap semuanya memeriksa kembali barang bawaannya. Jangan ada yang sampai tertinggal di dalam bus." Seorang senior berkata di megaphone.
" udah sampai ya ndi?" Ayu bertanya kepadaku. dan tangan nya masih menggenggam tangan ku.
" hmmm eh,. Iii,.. iiya,... udah." Jawabku gugup. Wajahku memerah.
" dah yuk kita turun. " Ayu berkata kepadaku sambil menarik tanganku.
" eh,. hmmm iya,.. iya,.. yuk,..." Aku menjawab dengan grogi lagi.
Setelah turun dari bus. Kami kembali mengecek barang-barang bawaan kami. Aku bantu Ayu menuruni carelnya dari bagasi bawah bus. Ayu diam aja. Dia memang tak seperti biasanya . Aku tersenyum kepada nya. Dan dia pun tersenyum kepadaku. Wajahku kembali memerah.
Setelah mengumpulkan semua barang-barang bawaan kami dari bus. Kami lalu istirahat dan duduk sejenak di atas rumbut-rumput yang masih panjang di kaki gunung itu. Rasa penasaran ku kepada ayu serasa tak terbendung lagi . Aku ingin sekali menanyakan kenapa dia tidak marah saat aku belai dan aku genggam jari jemarinya waktu di dalam bus tadi .
" yu,... Hmmm,. Aaa,,.. Hmm. Oh iya Yu, kamu nggak marahkan dengan ku?" aku berkata kepada nya sambil memperhatikannya lagi membereskan barang-barang bawaannya.
" marah kenapa? " tanya Ayu kepadaku.
" kamu nggak marah kan waktu aku membelaimu dan menggenggam tanganmu dibus tadi?" aku bertanya kepadanya sambil grogi dan tertawa-tertawa kecil.
dan dia hanya menjawab dengan tersenyum kepadaku.
" oke semua! sudah pada siap semua? kita akan melakukan penjelajahan sore ini dan kalau bisa kita harus sampai ke selter 1 sebelum tengah malam ini." Suara megaphone dari seorang senior yang berteriak mengejutkan kami.
Ayu masih tersenyum kepadaku.
"aku ga marah kok. Aku suka kamu belai. Dah yuk, kita kesana ngumpul. Mereka lagi memberikan pengarahan tuh." Kata ayu kepadaku sambil tersenyum-senyum manis.
" oke ,.. yuk kesana." jawabku sambil tersipu malu.
Sore itu begitu mendung. langit seakan mau runtuh. Begitu gelap rasanya. Aku melihat di badan gunug sudah dibaluti kabut yang sangat pekat.
" hmm sepertinya mau hujan." kata seorang senior kepada senior lain.
"jadi bagaimana sekarang? kita lanjutin atau kita berkemah dulu di sini?" jawab senior lain kepada senior itu.
" kalau masih memungkinkan kita harus tetap melanjutkan expedisi ini. Karena hari selasa masih ada kegiatan dikampus. Jadi kita harus mengejar dateline." Kata seorang senior.
"hmm ,tapi cuaca sepertinya tidak mendukung." Kata seorang senior lain.
"aku yakin sebentar lagi juga akan cerah." Jawab senior itu.
setelah beberapa kami beristirahat kami lalu dikejutkan oleh suara toa dari seorang senior.
" oke semua nya!!!! Hayo semua ngumpul disini. persiapkan barang-barang kalian. Kita akan mulai melakukan penjelajahan." Seorang senior berteriak kepada kami.
Kami pun lalu mulai melakukan penjelajahan kepuncak pintau. Ya puncak pintau adalah sebuah bukit yang terletak bukit barisan. Puncak pintau adalah bukit yang tinggi ,lebih tinggi dari gunung sibayak dan berada tepat di sebelah gunung sibayak. Tidak banyak orang kesana .Karena pintau di kenal masih perawan dan masih berbahaya untuk dikunjungi. Dan jarang di jelajahi para pencinta alam.
-------------------------------------
tak lama aku menyusuri kota, aku tiba dirumahku. Aku lalu masuk kerumahku. Aku melihat ibuku lagi tertunduk di tempat tidurnya. Aku lalu ke ruang tamu, aku melihat ayahku lagi sibuk menelepon entah siapa. Dengan raut wajah cemas dan agak sedikit gelisah. aku acuhkan mereka. Aku kembali beranjak ke kamarku. Aku melihat bingkai kecil berada di sudut tempat tidurku. Di bingkai itu terpampang fotoku bersama ayu. Foto 1 tahun yang lalu ketika kami berlibur ke pantai. Begitu cantiknya ayu di foto itu. Senyumannya, matanya, wajahnya, begitu indah kurasa. Aku hanya tersenyum-senyum melihat foto itu .
-------------------------------------
Setelah senior memberi aba-aba untuk penjelajahan. Kami pun mulai berjalan. Tak lama kami sudah sampai di pintu hutan. Suasana begitu dingin sore itu. Kabut tebal menyelimuti kami. Kami terus berjalanan menyusuri hutan yang tua itu. Kabut begitu pekat terasa. Namun perjalanan masih berlanjut. Di tengah perjalanan aku mulai melakukan perbincangan dengan ayu yang berada tepat di sampingku.
"dingin ya Yu?" aku bertanya kepadanya.
" iya ndi, dingin kali. coba kamu rasain ni telapak tanganku." Jawab ayu sambil memberikan telapak tangannya kepada ku.
kupegang dengan mesra telapak tangannya. Darah ku berdesir “oh tuhan kenapa dengan ku” Aku merasa bahagia sekali hari ini.
" iya Yu, tanganmu dingin." Aku berkata sambil menggenggam tangannya.
dan terus menggenggam tangannya sambil terus berjalan menyusuri hutan tua itu.
Kabut begitu pekat sekali. jarak pandang kami tak lebih dari 5 meter.
Kami terus berjalan. Jalan mulai menanjak, karena udah berada di badan bukit. Kabut berubah menjadi sangat pekat. Tak lama setelah itu ayu mulai kelihatan lelah.
"ndi, kita istirahat sebentar ya?" Ayu berkata kepadaku.
"hmmm oke, kita duduk sebentar." Jawabku.
Kami sebenarnya berada di tengah rombongan. Dan karena kami istirahat, kamipun mulai ditinggalkan para rombongan.
"kami duluan ya." Kata seorang teman kepada kami.
" eh iya silahkan sob, kami nanti nyusul. Ayu lagi lelah dia." Jawabku senyum.
Setelah beberapa menit beristirahat kami pun melanjutkan perjalanan. Karena kami beristirahat cukup lama. Kami agak tertinggal di barisan rombongan. Posisi kami berapa paling belakang rombongan. Kabut masih begitu pekat kurasa.
"waduh kita tertinggal yu." Aku berkata kepada Ayu .
" iya, yaudah yuk kita cepat bergerak." Ayu berkata kepadaku sambil memegang erat tangan ku.
Karena takut ditinggal rombongan. kami lalu berlari-lari kecil mengejar mereka. Tiba tiba Ayu terjatuh terpeleset dan langsung jatuh ke jurang hutan itu. Aku pun ikut terjatuh kejurang itu karena Ayu memegang tanganku . aku langsung terpental, terbanting, dan terjatuh kejurang itu.mungkin karena jurang itu cukup dalam, tubuh lalu bergelinding-gelinding cukup lama. Tubuh kami menggelinding2 seperti batu yang jatuh di tanah yang miring. Pandangan ku mulai hitam. yang aku rasaan hanya bergelinding. Dan setelah itu aku tak sadarkan diri. aku jatuh ke jurang yang dalam bersama ayu.
Setelah beberapa lama aku pingsan, aku tersadar. Aku melihat di sekitarku masih di selimuti kabut yang sangat pekat. Aku melihat pinggang ku berdarah. Sepotong ranting tajam menancap di perutku . Aneh nya aku hanya merasakan kebas dan tak merasakan sakit. Aku coba tuk bangkit. Aku lalu tersadar bahwa Ayu juga ikut jatuh bersamaku. Aku lalu berjalan dan memanggil-manggil namanya dengan keras. Tak lama aku berjalan mencarinya aku mendengar sayup2 teriakan Ayu di semak.
"ayuuuuu!!... ayuuu dimana kau!!" aku berteriak begitu keras.
"aku di sini andiiiii,.. sebelah sini!!!" jawabnya.
Aku pun berlari kearahnya . Aku melihat kaki kanannya patah dan terluka. Tangannya juga terluka. Mungkin hanya luka gores. Lalu dengan seketika dia lalu memelukku. AKu pun memeluknya dengan erat.
"jangan tinggalkan aku Andi, aku sakit, kakiku sakit." Ayu berkata sambil memelukku dengan erat.
" tidak akan, tidak akan ku tinggalkan kau disini Yu. Aku akan selalu disamping mu." Jawab ku.
Setelah lama berpelukan dia pun melepas kan pelukannya. Aku lalu melihat kakinya. Luka di kakinya sangat parah. Kaki nya patah. Aku lalu merobek bajuku lalu aku mencari ranting lurus untuk menyangga tulang yang patah pada kaki nya. Aku lalu mengikat kedua ranting lurus itu di kedua sisi kaki nya yang patah memakai sobekan jaketku. Dan setelah itu kami pun tersandar lemas di sebatang pohon besar yang berada di belakang ayu. Ayu pun sudah tidak merintih sakit lagi. Dia lalu berkata kepadaku.
"andi, kamu tuh baik banget ya.” Ayu berkata sambil tersenyum.
"aku akan selalu baik untuk kamu Yu " jawabku sambil tersenyum pula.
tak terasa tangannya mulai menyentuh tanganku. Aku diam saja. Dia menggenggam erat tanganku.
" Andi ada yang ingin aku sampai kan kepadamu." Ayu berkata kepadaku.
" apa itu Yu? sesuatu yang penting ya...?" tanya ku kepadanya.
"hmmm begini ndi, aku sebenarnya suka kepadamu." Jawab ayu sambil melihat ke mataku.
Hatiku langsung bergetar, darahku berdesir, perasaan senang bercampur bahagia kurasakan setelah mendengarkan ucapan itu.
" benarkah? aku juga suka pada mu. sebenarnya aku suka padamu sudah lama sekali. tapi aku tidak bisa mengungkapkan nya kepadamu." Kataku sambil menatap dalam matanya.
" Andi, kamu tidak akan meninggalkan aku kan?" Kata Ayu yang langsung memelukku.
" aku cinta padamu Ndi, aku tak mau kehilanganmu." Ayu kembali berkata kepadaku.
" aku tidak akan meninggalkan mu Yu." Aku lalu kembali memeluknya dan membelai rambutnya.
Dan tak terasa hari sudah mulai gelap dan kami pun tertidur di jurang hutan itu.
-----------------------------------------
Setelah lama aku melihat foto ku dengan Ayu di kamarku. Aku mulai beranjak pergi. Di tengah perjalanan aku sering melihat mahluk yang aneh tapi tak ku hiraukan. Aku terus saja berjalan menuju kampusku. Setelah sampai di kampus aku lalu berjalan di koridor kampus itu. Ku lihat di setiap kelas masih seperti dulu. Masih di sesaki mahasiswa-mahasiswa yang lagi sibuk mendengarkan keterangan-keterangan dosennya. Siang itu begitu cerah. Aku lalu ketaman kampus dan duduk di kursi taman. Aku bersantai sejenak disana. Kurasakan terpaan matahari pagi nan sejuk. ku pandangi sekitar. Hatiku damai saat itu. Ku lihat pak Kodir dosen kami masih dengan montor bututnya sedang memasuki pintu gerbang kampus. ingin rasanya ku sapa dia. Tapi karena terlalu jauh, ku urungi niat ku untuk menyapanya.
----------------------------------------
Setelah aku dan ayu tertidur begitu lama di jurang hutan itu. Aku lalu terbangun. Kulihat langit begitu cerah pagi itu. Kulihat ayu masih tidur dipangkuan ku . Kubelai rambut indah nya. lalu ku bangun kan dia.
" Ayu,.. bangun,.. hari dah pagi ni." Aku berkata sambil membelai rambutnya.
" hmmmm dah pagi ya?" Ayu berkata sambil menggeliatkan tubuhnya yang begitu seksi.
" iya,.. seperti nya kita udah tertinggal jauh dengan rombongan Yu, bagaimana ini?" aku berkata kepada nya.
" jadi gimana dong Ndi? aku tidak sanggup berjalan lagi. Aku masih merasakan perih di kakiku Ndi." Ayu berkata kepada ku.
" yaudah kamu di sini saja ya. Aku akan mencari bantuan dan sekalian mencari makanan untuk kita makan. Kamu laparkan?" kataku sambil terus membelai rambut ayu yang sedang bersandar mesra di dadaku.
" tapi jangan tinggalkan aku Ndi, aku takut sendiri." Kata ayu kepadaku lagi.
" bentar aja kok, aku cuma cari bantuan untuk kita." Aku meyakinkan dia .
" hmmm, yaudah tapi jangan lama-lama ya." Jawab ayu sambil tersenyum kepadaku.
" pasti." Aku pun tersenyum kepadanya.
Aku lalu bangkit dari dudukku. Kubangunkan ayu dari sandaranku. Ku genggam tangannya.
" tunggu aku di sini ya." Kataku kepadanya. Dia hanya mengangguk-ngangguk sambil tersenyum. lalu aku pun mulai berjalan.
Setelah beberapa lama aku berjalan aku masih belum menemukan makanan yang bisa di makan di hutan itu. Aku mulai merasakan perih di perutku. Mungkin karena luka yang kudapati dari terjatuh semalam. Darah masih keluar dari lukaku. Aku tak menghiraukannya . Aku terus memegang lukaku sambil berjalan. Darah terus saja mengalir di lukaku.
Tak lama setelah itu aku lalu terduduk di sebuah pohon besar di tengah hutan itu . Aku tak bisa menahan rasa sakit ku lagi. Darah terus saja keluar dari perutku. Dan aku pun lalu tertidur di bawah pohon itu. Mata ku seakan tak kuat menahan kelopak nya. tubuhku menjadi dingin.
---------------------------------------------
Setalah lama duduk di bangku taman kampus. Aku lalu beranjak pergi dari situ. Aku berjalanan menyelusuri trotoar jalanan kota. Langkahku tertuju ke sebuah rumah sakit yang tak jauh dari kampus ku. Aku lalu masuk ke rumah sakit itu. Aku berjalan ruangan demi ruangan dirumah sakit. Langkahku hanya tertuju kesebuah ruangan pasien. Tak lama setelah itu aku sampai keruangan yang menjadi tujuanku. Aku melihat seorang gadis sedang di rawat didalam ruangan itu. Ditangan nya masih melekat jarum infus. Dan hidungnya masih di ditutupi masker oksigen. dia masih tertidur. Wajahnya begitu cantik ku rasa. Aku hanya tersenyum kecil menatap gadis yang lagi di rawat itu.
Setelah cukup lama aku memandangi gadis itu. Aku lalu teringat pesan kakek tua itu yang menungguku di ujung jalan. Aku pun kembali menuju ketempat kakek berpedati itu. sesudah sampai disana aku pun kembali berjumpa dengan kakek itu.
"apakah kamu sudah pulang kerumah mu nak?" Tanya kakek berpedati itu.
"sudah kek." Jawabku.
"saatnya kita kembali nak." Kakek itu berucap kembali kepadaku .
tanpa berucap sepatah kata aku lalu menaiki pedati itu.
Tak berapa lama setelah itu aku sudah sampai di tengah hutan di tempatku terbangun tadi. Aku lalu melihat sesosok tubuh yang sudah membusuk di bawah pohon yang cukup besar. Seperti nya sudah meninggal 3 minggu. Aku berdiri di samping tubuh yang sudah membusuk itu. Aku melihat tubuh itu dan tersenyum. Tak beberapa setelah itu aku di kejutkan oleh suara yang keluar dari seseorang yang berbadan yg cukup besar dan memakai pakaian seperti jubah dengan penutup kepala hitam.
"apakah kamu sudah siap untuk dibawa!" pria berjubah hitam itu berkata kepada ku.
"aku siap." aku menjawab sambil mengangguk kan kepalaku.
Dan dengan seketika aku pun terbang bersamanya. Aku lalu melihat jasad yang terbujur kaku tadi menjauh dari ku. Tak lama setelah ku melayang. seseorang dengan memakai seragam orange dan bertulisan TIM SAR. Mendekati tubuh kaku yang telah busuk itu. Aku hanya bisa tersenyum melihatnya. Aku pun terus melayang dan melayang keatas bersama pria berjubah itu .
"aku menemukan nya!!!!! kesini semuaaa!!!" Pria memakai jaket orange itu berteriak ke temannya. Dan aku terus melayang dan melayang jauh ke atas. Ku rasakan angin sepoi2 menghembus wajah ku di langit. Aku masih melayang bersama pria berjubah itu.
" Ayu, maafkan aku karena aku telah meninggalkanmu. Tidak ada niatku untuk meninggalkanmu. Mungkin ini sudah takdir kita, kuharap kamu bisa sembuh dan hidup sehat kembali. Aku cinta kepadamu. Tapi tuhan telah memanggilku dan aku harus kembali kepada nya. Ayu, percaya lah. Aku sangat mencintaimu. Aku akan selalu hadir untuk menghiburmu di dalam mimpi ketika kamu lagi sedih. Carilah pengganti ku kelak." Aku berucap dalam hati sambil tersenyum kepada pria berjubah yang terbang bersamaku. pria itu terus terbang bersamaku dan tidak melihatku sekejap pun. Dia hanya melihat keatas.
Esok harinya di sebuah koran ibu kota. Foto ku dipampang di halaman depan koran itu.
Andi Parmanto, mahasiswa pecinta alam di temukan tewas setelah hilang 30 hari di hutan sibolangit. Teman wanitanya sudah di temukan dalam keadaan hidup 2 minggu yang lalu. Dan masih di rawat di rumah sakit. pencarian tim sar segera di hentikan karena telah menemukan jenazah andi. Jenazah andi lalu dibawa ke rumah sakit untuk di visum dan setelah itu jenazah Andi akan di pulangkan kerumah duka besok pagi .
THE END . Tags: Cerpen, Cerpen Advanture, Cerpen Mahasiswa
If you enjoyed this post and wish to be informed whenever a new post is published, then make sure you subscribe to my regular Email Updates. Subscribe Now!