Rabu, 13 Maret 2013

Cerpen : Roti Coklat Untukmu

Diposting oleh wahyu_alfatih at 23:48
Cerpen ini ditulis oleh : Yusril Nur Hidayat
Perkenalakan namaku Setya, nama lengkapku Prasetya Adika, sekarang aku bersekolah di salah sekolah ternama di SMP islam athirah boarding school bone, mungkin di pembelajaran aku kurang aktif namun dalam berorganisasi aku jagonya! Salah satunya adalah osis, kebetulan aku terpilih menjadi kordinator devisi keagamaan, selama ini aku sudah banyak memunculkan gagasan dan inovasi kreatif terhadap osis. Walaupun aku anggota osis, diantara para anggota lainnya akulah yang paling sering melanggar tata tertib.

            Tak terasa sekolahku sudah mendekati tahun ajaran baru itu artinya junior baru udah datang huh….. perhatian kini jatuh di mereka deh…Rapat osis kini tak henti- hentinya dilaksanakan menyambut pernerimaan siswa baru, mulai dari waktu tes, pengawas, penyambutan dan lain- lain yang pastinya akan membuat kami semua bosan yang terlebih bagiku, Akhirnya para pendaftar berdatangan tak terasa kini telah 4 hari lamanya pendaftaran dibuka, sampai di hari kelima ini tes akademik pun dilaksanakan, kuperhatikan satu persatu anak sd itu, yang mungkin nanti menjadi juniorku.
            Tak terasa 2 minggu telah berlalu sejak pelaksanaan tes kini saatnya pengumuman dan ternyata yang lulus hanya 48 orang saja, yang tentunya mereka adalah siswa- siswi yang cerdas, yang mungkin nantinya akan mengalahkan prestasai kami, kini ujian semester telah menyapa bagi teman- temanku ini adalah hal yang serius, sampai- sampai mereka belajar sampai  larut malam, namun hal yang berbeda ada pada diriku yang mungkin belajar jika perasaanku lagi baik. Tak terasa ujian berat telah kami lalui dan hasilnya lumayan membuat kami semua tersenyum.
            “ libur tlah tiba….libur tlah tiba….horee!horee!” kayak tasya aja, oh iya kini libur udah menjemput kami untuk pulang bertemu sang keluarga tercinta yang sudah menanti di rumah, sama dengan temanku akupun juga , selepas menerima rapor kuberlari dengan sangat kencang ke asrama untuk bersiap- siap, yang jelas aku sudah tidak sabar…tak lama kemudian mobil sudah datang aku pun bertambah tidak sabar pulang ke rumah, karena hal itu aku pun mengambil tasku dan berlari menuju mobil.
            Di perjalanan, kerjaanku hanya liat pemandangan kanan kiri atau tertidur pulas, rasanya agak lama, namun aku tetap bersabar karena “ innallaha maa sabirin”, tak terasa saat ku terbangun dari tidur pulasku aku telah memasuki daerah kampung halamanku, yaitu kota makassar. Saat ku membuka pintu mobil, rasanya kakiku sudah mau lepas dan berlari masuk ke dalam rumah kesayanganku.
            Saat ku memasuki kawasan pekarangan rumahku, hati kayak kembali mekar karena melihat senyuman para keluarga yang menyambut kedatanganku, aku langsung saja masuk dan beristirahat, tak sadar saat ku membuka mataku, merah dilangit telah berkobar, itu artinya senja telah menyapaku, untuk hari pertama di makassar.
            Aku menjalani liburan dimakassar dengan senang hati, namuku tak jarang pula aku merindukan asrama dan seluruh temanku dibone sana
3 MINGGU KEMUDIAN…………..
            Kini tiga minggu telah berlalu, saatnya aku meninggalkan kampung halaman dan kembali ke bone untuk kembali menuntut ilmu, aku juga tak sadar untuk bertemu juniorku, yang mungkin sudah mendahuluiku ke sana, Panyula sudah ku masuki tak lama lagi mobil ini akan sampai tepat di asramaku.
            Dari kejahuan sudah kulihat keramaian dari setiap sudut disekolahku, saat kaki menginjakkan kaki di asrama, aku melempar tas ke arah lemari dan dengan segera berlari kesekolah, untuk menyambut junior baruku, saat ku sampai di sekolah kuperhatikan satu persatu wajah adik- adikku, namun pandanganku tertuju pada satu anak yang kelihatannya sendiri dan murung, kuingin mendekatinya namun rasanya hati ini malu, jadi kuurungkan niatku untuk mendekatinya.
             MOS, telah menyapa adik- adik baruku ini,, karena aku adalah pengurus osis jadi tugas MOS dari guru diberikan padaku, saat apel pagi dilaksanakan, wajah anak yang kemarin kuamati masih terlihat murung, akupun semakin cemas, dalam hatiku bertanya” kenapa ia murung????” tak henti- hentinya itu ku ucap dalam hatiku, hingga saat jam istirahat tiba, ku mulai mendekatinya.
“ namamu siapa?” tanyaku dengan suara sedikit kecil
“ na..ma…ku sinta kak!” jawabnya yang sedikit tersendak- sendak
“ kamu kok sedih?” tanyaku kembali
Dia tak menjawab namun berlari meninggalkanku hati ini semakin penasaran di buatnya, tak terasa , setelah MOS hari pertama selesai, waktu dhuhur pun tiba, adzan telah dikumandangkan itu artinya seluruh siswa diwajibkan masuk kedalam mushollah, dan bergegas untuk shalat berjamaah
            Setelah shalat dhuhur, perutku rasanya udah mau menggigitku, namun ada pahlawan kesiangan yang datang( makan siang) dengan sigap aku mengantri dan kebetulan aku ada pada antrian yang paling depan, rasanya gimana yach…. Setelah menyanap 1 ayam krispi+ sayur sup hangat+nasi secukupnya  kulangkahkan kakiku keluar dari ruang makan dan ternyata, ku lihat sinta sedang menangis di belakang ruang makan, kudekati anak itu
“ hey ayo makan!” ajakku pada sinta
“ aku tidak lapar kak” jawabya dengan air mata berlinang di pipi
“ kalau punya masalah curhat saja” ucapku dengan suara halus
“ kalau begitu aku mau cuci tangan dulu yach..” kataku sambil berlari meninggalkannya
Saat ku mencuci tangan, aku terus memikirkan si sinta, kuambil setetes sabun dan kucuci bersih tangan ini, sesaat setelah aku mencuci tangan aku bersegera ke sinta, namun aku sudah tak melihatnya, hatiku terus bertanya “ ke mana yah dia” sambil melangkahkan kaki keasrama.
            Sesampainya di asrama, kulihat teman dan juniorku sedang sibuk dengan aktivitas mereka masing- masing jadi karena tidak ada kerjaan akupun mencuci baju kotor yang sudah kutumpuk selama 2 hari, baunya hmm… selepas mencuci, akupun menjalankan hobiku yaitu menulis, menulis cerpen di buku kesaanganku.
            Tak terasa, petang telah tiba,itu artinya aku harus bersegera ke masjid, untuk shalat maghrib, di mushollah terlihat anak- anak sedang seriusnya menghafal surah- surah dalam al- qur’an, mataku mencari sinta, namun aku tak melihatnya sama sekali, jadi aku mencoba bertanya pada teman sekelasku, nhia
“ hei, anak baru yang namanya sinta mana?” tanyaku dengan suara kecil karena takut ketahuan oleh ustad
“ oh.. si sinta dia lagi demam, badannya panas banget, jadi bu ine ( Pembina aspuri) yang menjaganya” jelas nhia.
“ terimah kasih yach” ucapanku sambil segera mengambil al- qur’an dan bergabung dengan teman- temanku yang lain
            Aku menghafal sampai aku lupa waktu, tak terasa salah seorang temanku telah mengumandangkan adzan semua kegiatan di hentikan… kami melaksanakan shalat magrib dengan penuh kekhusyukan, lepas shalat magrib aku dan siswa lainnya melanjutkan kegiatan kami yaiutu menghafal, satu persatu temanku telah menyetorkan hafalannya, hingga akhirnya bel menjerit…..
             Seluruh siswa bergegas mengantri untuk mengambil jatah makanan, kebetulan aku, mendapat giliran antri yang paling akhir, tak kulihat sinta mengantri, hatiku semakin cemas, selepas shalat isya, kulihat beberapa guru menggotong seorang siswi, aku bertanya “ apakah itu sinta” aku berusaha mengejarnya dan ternyata betul itu sinta, hatiku sangat cemas lalu aku meminta izin untuk ikut ke rumah sakit untuk membawa sinta.
            Sesampainya di rumah sakit, dokter dengan sigap memasukkannya ke ruang UGD, namun aku, bu intan ( guru pembimbing di lab), bu maya( guru sejarah), bu nei, dan pak uya ( guru olahraga) dilarang masuk, akhirnya kami menunggu di luar tak begitu lama dokter keluar dengan wajah murung
“ begini bu…” ucap dokter belum selesai ke bu nei
“ kenapa dok??” cemas bu nei
“ siswi ibu, menderita kanker otak stadium 3” jelas dokter
“ tidak!!!” teriak bu intan
            Kami semua meneteskan butir- butir air mata, karena shock bu nei jatuh pingsan, akhirnya bu intan dan bu maya pulang membawa bu nei, kini tinggal aku berdua dengan pak uya
“ nak aku keluar sebentar yah..” ucap pak uya
“ iya pak!” balasku
            Aku menjaga sinta, hingga ia sadar, ia membuka mata dengan perlahan sesekali ia memegang kepalanya karena sakit yang luar biasa, hati ini menangis
“ kenapa kamu tidak bilang” tanyaku
“ aku tidak mau merepotkan” jawabya
“ aku mendeita penyakit ini sejak kecil karena aku tinggal di kampung dan orang tua hanya petani jadi aku menyembunyikan sakitku ini” jelasnya kepadaku
            Karena tidak jauh dari sekolah, aku pun meminta izin untuk pulang, di jalan pikiranku tidak lepas dari keadaan sinta, sesampainya di asrama aku langsung tertidur pulas
Keesokan harinya...............
            Setelah mos hari kedua usai aku bergegas shalat dhuhur, selepas shalat dhuhur aku berlari kencang ke toko dan membelikan sinta roti coklat, dan segera menuju rumah sakit, saat ku membuka pintu kamar rumah sakit kulihat sinta menangis sambil mengarahkan wajahnya ke arah luar jendela kecil kamar itu.
“ ta kamu makan dulu yah..” bujukku
“ kamu harus semangat, kamu tidak boleh putus asa” support ku kepada sinta
            Akhirnya ia memakan sepotong roti coklatku, ia mengaku bahwa roti nya enak sekali, aku berfikir kenapa tidak aku membawakannya roti coklat setiap hari, setelah hari itu aku pun melaksanakan janjiku kepadanya…membawakan roti coklat untuknya
5 hari kemudian………
 Sinta dapat tertolong oleh semangt dan bantuan dari dokter, ia pulang dari rumah sakit tanpa sepengetahuan setya, mobil melaju kencang di jalan namun tiba- tiba…..” tidaaak” suara teriakan seorang anak ditabrak mobil yang ditumpangi sinta, sang supir pak rama turun dan melihat si anak dan ternyata dia adalah
“ kak setya!!!” teriak sinta dengan lantang, ia menangis memandangi wajah senior idolanya setya adika dia mengambil roti coklat yang setya pegang dan memegangnya dengan erat, sambil dengan mengalirnya air mata yang perlahan membasahi roti coklat itu
 5 hari selepas kepergian setya, sinta sudah kembali pulih ia bersekolah seperti anak lainnya, tatkala ia melihat penguumuman bahwa pendaftaran untuk komunitas TIME di buka ia bersemangat mengikutinya dan karya yang ia kirimkan yaitu cerpen tentang roti coklat dari alm. kak setya.
            Memang setya telah tiada tapi segala prestasinya tetap dikenang di sekolah, ia juga di kagumi oleh semua adik kelasnya, karena kebaikannya, perhatiannya, dan semangatnya yang tak pernah padam itulah, setya……. setya adiak yang menutup bukunya dengan kebaikan……….


If you enjoyed this post and wish to be informed whenever a new post is published, then make sure you subscribe to my regular Email Updates. Subscribe Now!


Kindly Bookmark and Share it:

YOUR ADSENSE CODE GOES HERE
 

Copyright © 2013-2014. All Rights Reserved | Cerpen-Online.comWahyu

Home | About | Top