Oleh: Nining Suarsini Juhry
Ku tatap wajahku di depan cermin
sambil memperhatikannya lekat-lekat. Sungguh ironis aku memang cewek antik
seperti halnya yang di katakan teman-teman kampusku. Kacamata besar plus minus
tebal di tambah lagi behel serta dandanan ku juga yang amat sangat biasa, hanya
jeans dan kaos oblong yang agak kebesaran dan tak lupa tas ransel. Sungguh
tidak ada yang bisa menarik hati kaum adam.
Soal penampilan aku memang sangat
cuek, aku tidak terlalu memikirkan hal itu. Tapi soal pelajaran aku jagonya di tambah
lagi soal radio. Yapp di singgung soal radio, aku adalah penyiar radio, menurut
rekan kerjaku sesama penyiar, aku termasuk penyiar yang memiliki banyak fans.
Bukan karena wajah dan penampilanku, melainkan suaraku yang merdu, kata mereka
suaraku sangat merdu dan setiap cowok-cowok yang dengar bisa klepek-klepek dan
membayangkan kalau aku ini wanita cantik bak cinderella.
Seminggu yang lalu ada seorang cowok yang mengajakku diner, cowok itu adalah
salah satu penelfon setia di radio ku. Dia sangat penasaran dengan diriku.
Sampai-sampai dia bela-belain minta nomor handpone ku di semua kru radio.
Berkat saran dari sahabatku keyko akhirnya nomor handpone ku akhirnya ku
berikan juga. Menurut keyko “apa salahnya menjalin pertemanan dengan fans, kan
nggak ada salahnya. Siapa tau orangnya cakep kan kamu bisa dapat ke untungan
dari situ, lagian kamu juga kan jomblo”. Keyko memang benar, aku sudah sangat
lama menjomblo. Tapi kadang-kadang aku ragu dengan diriku sendiri apakah ada
laki-laki yang mau menerimahku apa adanya ?? teman-teman kampus bahkan kru
radio saja tidak ada yang tertarik dennganku.
Handphone ku tiba-tiba berdering dan menyadarkanku dari lamunanku. Ku perhatikan layar hp ku, ternyata “rangga” yang menelfon. Hari ini kami janjian bertemu di sebuah cafe. Dia mengajakku diner. Hari ini aku sudah tidak bisa lagi menolak karena ini ajakan yang ke tiga kalinya setelah aku menolak ajakannya karena alasan tertentu. Aku malu bertemu dengannya dengan kondisiku yang seperti ini. Aku takut kecewa dan mengecewakannya. Menurutku dia sangat baik meskipun baru seminggu berkenalan lewat via hp. Mau tidak mau aku harus pergi.
Handphone ku tiba-tiba berdering dan menyadarkanku dari lamunanku. Ku perhatikan layar hp ku, ternyata “rangga” yang menelfon. Hari ini kami janjian bertemu di sebuah cafe. Dia mengajakku diner. Hari ini aku sudah tidak bisa lagi menolak karena ini ajakan yang ke tiga kalinya setelah aku menolak ajakannya karena alasan tertentu. Aku malu bertemu dengannya dengan kondisiku yang seperti ini. Aku takut kecewa dan mengecewakannya. Menurutku dia sangat baik meskipun baru seminggu berkenalan lewat via hp. Mau tidak mau aku harus pergi.
Tepat jam 08.00 aku berangkat
kesana. Aku mengenangkan baju biru sesuai janji agar dapat saling mengenali.
Ketika sampai disana, aku melihat seorang cowok yang dari tadi menunggu. Aku
yakin dia rangga karena baju yang dia kenakan sama seperti warna bajuku.
Sungguh tidak di sangkah, sosok yang duduk di sana sangat sempurnah, dia cakep,
putih, dan memakai kacamata. Kakiku terasa berat melangkah untuk menemuinya,
aku tidak pantas untuknya, dia terlalu sempurna untukku . Akhirnya aku
memutuskan untuk pulang, tapi terlambat dia sudah terlanjur melihatku.
Langkahku pun semakin ku percepat dan buru-buru mengambil taksi. Ku dengar dia
berteriak memanggil namaku tetapi tetap saja tidak ku hiraukan. Maafkan aku
rangga ucapku dalam hati.
Seminggu setelah insiden itu, aku tidak lagi berkomunikasi dengannya, tak ada lagi deringan sms atau telfonnya di hp ku bahkan dia sama sekali tidak pernah menyapa di radio. Mungkin dia kecewa atau tidak ingin lagi mengenalku. Ada sedikit perasaan sedih yang ku rasakan, seakan-akan ada yang hilang dari diriku. Entah itu apa. Apakah mungkin aku munyukainya ?? andrea...andrea kamu jangan gila dong, kamu jangan cinta sama orang yang tidak mungkin mencintaimu. Batin ku berbicara.
Sehabis siaran ku putuskan untuk pulang cepat. Hari ini aku sangat bad mood sekaligus capek. Padahal hari ini keyko mengajak ku makan di luar tapi ku tolak. Keyko mengerti dengan apa yang ku alami sekarang. Dia Cuma memberikanku motivasi dan saran.
Malam itu aku kedatangan tamu, awalnya aku sangat penasaran karena baru kali ini aku kedatangan tamu cowok jam segini. Aku hanya tertegun sekaligus penasaran di buatnya. Aku langsung buru-buru menemuinya. Bagaikan petir di siang bolong. Ternyata cowok yang datang adalah rangga, OMG mimpi apa aku semalam. Hari ini dia tampak cool, ekpresinya biasa-biasa saja melihatku tidak sedikitpun ada rasa risih.
Dia menyapaku dengan senyuman dan tatapan yang tulus. Dia sama sekali tidak heran melihatku. Ku balik menyapanya dan membalas senyumannya. Semuanya terasa kaku, aku sangat grogi di buatnya.
“ngga maafin aku ya”. Ucapku memuali pembicaraan sambil menunduk. Dia hanya tersenyum sambil mengangguk. “aku udah ngecewaiin kamu, tidak seharusnya aku pergi malam itu. Tapi asal kamu tau aku bertindak seperti itu karena ada alasan. Aku nggak mau kamu kecewa melihat penampilanku yang seperti ini. Suaraku tidak secantik wajah dan penampilanku. Bahkan aku juga tidak secantik cinderella seperti yang lain katakan”. Ucapku panjang lebar. Dia hanya menatapku sambil tersenyum.
“rea, aku tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku tidak pernah menilai orang dari penampilan dan fisiknya”. Ucapnya dengan serius. Justru aku salut dengan kamu. Kamu adalah perempuan hebat”. Aku jadi semakin heran dan tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan rangga. Ada sedikit ketenangan yang ku rasakan.
Pembicaraan semakin panjang dan tak terasa dia akhirnya berpamitan untuk pulang. Tapi sebelum pulang dia sempat berkata. “kecantikan seseorang itu tidak bisa di nilai. Kecantikan hatilah yang paling utama. Jangan selalu menganggap dirimu buruk, biarkanlah orang-orang berkata apa, mereka hanya iri karena tidak bisa memiliki seperti apa yang kau miliki yaitu prestasi, karier dan ketulusan hatimu”. Kata-katanya itu membuatku sadar. Ini menjadi pelajaran besar buatku. Meskipun tak secantik cinderella paling tidak kecantikan hatinya sama seperti yang aku miliki sekarang.
********************************************************************************
sumber
Tags:
Cerpen,
Cerpen Cinta
Seminggu setelah insiden itu, aku tidak lagi berkomunikasi dengannya, tak ada lagi deringan sms atau telfonnya di hp ku bahkan dia sama sekali tidak pernah menyapa di radio. Mungkin dia kecewa atau tidak ingin lagi mengenalku. Ada sedikit perasaan sedih yang ku rasakan, seakan-akan ada yang hilang dari diriku. Entah itu apa. Apakah mungkin aku munyukainya ?? andrea...andrea kamu jangan gila dong, kamu jangan cinta sama orang yang tidak mungkin mencintaimu. Batin ku berbicara.
Sehabis siaran ku putuskan untuk pulang cepat. Hari ini aku sangat bad mood sekaligus capek. Padahal hari ini keyko mengajak ku makan di luar tapi ku tolak. Keyko mengerti dengan apa yang ku alami sekarang. Dia Cuma memberikanku motivasi dan saran.
Malam itu aku kedatangan tamu, awalnya aku sangat penasaran karena baru kali ini aku kedatangan tamu cowok jam segini. Aku hanya tertegun sekaligus penasaran di buatnya. Aku langsung buru-buru menemuinya. Bagaikan petir di siang bolong. Ternyata cowok yang datang adalah rangga, OMG mimpi apa aku semalam. Hari ini dia tampak cool, ekpresinya biasa-biasa saja melihatku tidak sedikitpun ada rasa risih.
Dia menyapaku dengan senyuman dan tatapan yang tulus. Dia sama sekali tidak heran melihatku. Ku balik menyapanya dan membalas senyumannya. Semuanya terasa kaku, aku sangat grogi di buatnya.
“ngga maafin aku ya”. Ucapku memuali pembicaraan sambil menunduk. Dia hanya tersenyum sambil mengangguk. “aku udah ngecewaiin kamu, tidak seharusnya aku pergi malam itu. Tapi asal kamu tau aku bertindak seperti itu karena ada alasan. Aku nggak mau kamu kecewa melihat penampilanku yang seperti ini. Suaraku tidak secantik wajah dan penampilanku. Bahkan aku juga tidak secantik cinderella seperti yang lain katakan”. Ucapku panjang lebar. Dia hanya menatapku sambil tersenyum.
“rea, aku tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku tidak pernah menilai orang dari penampilan dan fisiknya”. Ucapnya dengan serius. Justru aku salut dengan kamu. Kamu adalah perempuan hebat”. Aku jadi semakin heran dan tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan rangga. Ada sedikit ketenangan yang ku rasakan.
Pembicaraan semakin panjang dan tak terasa dia akhirnya berpamitan untuk pulang. Tapi sebelum pulang dia sempat berkata. “kecantikan seseorang itu tidak bisa di nilai. Kecantikan hatilah yang paling utama. Jangan selalu menganggap dirimu buruk, biarkanlah orang-orang berkata apa, mereka hanya iri karena tidak bisa memiliki seperti apa yang kau miliki yaitu prestasi, karier dan ketulusan hatimu”. Kata-katanya itu membuatku sadar. Ini menjadi pelajaran besar buatku. Meskipun tak secantik cinderella paling tidak kecantikan hatinya sama seperti yang aku miliki sekarang.
********************************************************************************
sumber
If you enjoyed this post and wish to be informed whenever a new post is published, then make sure you subscribe to my regular Email Updates. Subscribe Now!