Sabtu, 09 Maret 2013

Cerpen : Pemakaman Gunung Kawi

Diposting oleh wahyu_alfatih at 20:40
Oleh: Jennifer Zhie
Angin malam berdesir menyebarkan hawa dingin yang sangat menyengat. Di balik gelapnya malam, samar terdengar suara burung-burung malam mengalunkan nada sendu yang mampu meremangkan bulu roma yang mendengarnya. Sementara itu, di gelapnya malam tampak sosok dua pemuda yang sedang beragumen.

“Ah sial! Kenapa sih mobil kita malah mogok ditempat kayak begini!”Salah seorang pemuda itu berkata.



“Ilham .. Ilham, loe pikir gue juga mau apa mogok disini? Liat aja nih tempat serem banget. Mana sepi dan gelap.”Jawab pemuda satunya.

“Kita dimana sih nih? Padahal masih jam sembilan tapi sepi banget. Trus gimana nih mobil gue?”Ilham berkata kesal.

“Gimana kalo kita cari bengkel aja? Kita jalan dulu sebentar, siapa tau aja didekat - dekat sini ada bengkel yang masih buka.”Cowok bernama Bisma memberi usul.

“Trus gimana sama mobil gue? Ntar kalo ada yang curi mobil gue gimana coba? Bisa abis gue dimarahi bokap dan nyokap gue.”

“Gak bakal ada yang nyolong kok. Emang loe mau nunggu disini sampai pagi? Gue sih ogah, merinding gue nih tempat serem abis.”

“Coba loe telpon Reza atau Rangga. Handphone gue low bat jadi gue gak bisa telpon nih.”

“Gimana mau telpon, gue gak bawa handphone tau. Udah deh, mending kita jalan kayak usul gue tadi.”

“Oke deh. Gak ada pilihan lain, semoga aja gak ada yang nyolong mobil kayak kata loe.”

Ilham dan Bisma pun berjalan, berharap menemukan pemukiman rumah penduduk ataupun bertemu orang. Soalnya dari tadi gak ada satupun orang yang lewat disana. Ilham dan Bisma sebenarnya merasa takut dan merinding, karna tempat itu begitu gelap dan sepi.

“Ya ampuunn!”Ilham tersentak kaget.

“Kenapa loe?”Bisma bertanya heran.

“Loe liat deh disebelah loe apaan? Itu kuburan kan?”

“Busyet iya. Itu kuburan. Mending jangan noleh lagi. Ayo kita jalan yang cepet.”Bisma menarik Ilham.

Selama hampir satu setengah jam Ilham dan Bisma berjalan. Tapi tak satupun rumah penduduk mereka temui. Bahkan tak seorang pun mereka lihat melintas didaerah ini. Ilham dan Bisma mempercepat langkah mereka. Mereka berdua kedinginan dan merasa merinding. Lambat laun langkah mereka berdua bertambah pelan karna sudah lelah.

“Mang, loe nyadar gak? Perasaan dari tadi tuh kita cuma muter - muter aja.”Ilham berkata ketika mereka sampai didepan kuburan.

“Gue sih mikirnya juga gitu. Tapi apa kuburan ini tuh kuburan yang sama kayak yang tadi kita lewati?”

“Gue sih tadi baca ada tulisan Pemakaman Gunung Kawi. Dan coba sekarang loe lihat tulisannya tetep Pemakaman Gunung Kawi.”

“Serius loe? Duh gue kok jadi merinding banget gini ya? Sumpah deh.”

Tak jauh dari pemakaman itu, tampak sesosok entah wanita atau pria berjalan didepan Ilham dan Bisma. Jenis kelaminnya tak nampak jelas karna penerangan yang sangat minim. Ilham dan Bisma tambah merinding. Mereka berdua bertanya - tanya darimana sosok itu muncul? Padahal dari tadi sepi - sepi aja.

Tapi lama - lama ketakutan Ilham dan Bisma berangsur - angsur lenyap. Entah karena mungkin mereka sudah kecapaian berjalan. Disudut hati mereka berdua, mereka merasa lega karna akhirnya dapat bertemu orang lain selain mereka berdua. Ilham dan Bisma pun mendekati sosok asing itu. Samar - samar tercium bau harum dan tidak sedap. Mereka berdua kebingungan mencari sumber dari bau tersebut.

“Ilham, loe ngerasa ada bau harum campur amis gitu gak sih?”Bisma bertanya.

“Iya. Kirain hidung gue yang konslet. Sumpah gue mau muntah nih.”

Semakin mendekati sosok itu bau harum bercampur bau tak sedap semakin menyengat. Ilham dan Bisma memperkirakan bau itu berasal dari sosok asing itu. Mereka berdua sejenak merasa enggan untuk mendekat, karna bau itu sangat menyengat dan membuat mereka ingin muntah. Tapi karna mereka ingin cepat - cepat pulang dan mencari bengkel, dengan segenap keberanian mereka pun memberanikan diri.

Sedikit lagi Ilham dan Bisma sampai untuk mendekati sosok asing itu. Tapi tiba - tiba ketika jarak kurang lebih satu meter, sosok asing itu menoleh dan tersenyum. Ilham dan Bisma merasa lega melihat sosok itu tersenyum. Ternyata sosok asing itu adalah seorang laki - laki berusia kurang lebih 25 tahunan. Ilham dan Bisma pun tanpa dikomando mendekati laki - laki itu.

“Gue kira dia itu ganti. Syukur deh manusia, lihat aja kakinya napak di tanah.”Ilham berbisik.

“Sssttt. Ntar kedengaran orangnya gimana.”

Bisma dan Ilham pun menceritakan apa yang terjadi pada mobil mereka. Dan laki - laki itu memberi usul agar Ilham dan Bisma ikut kerumah laki - laki itu untuk istirahat sejenak. Karna mungkin mereka berdua sudah lelah berjalan, Ilham dan Bisma setuju untuk ikut kerumah laki - laki tersebut.

Gak berapa lama Ilham dan Bisma sampai dirumah laki - laki itu. Rumahnya terbuat dari anyaman bambu dan banyak lubang disana - sini, sehingga cahaya bulan dapat menembus masuk kedalam rumah. Didalam rumah laki - laki itu mempersilakan Ilham dan Bisma duduk. Sedangkan laki - laki itu pamit sebentar untuk masuk ke kamarnya.

“Untung aja kita ketemu sama orang baik. Kalo gak mungkin sampai pagi kita jalan gak tentu arah.”Ujar Bisma.

“Tapi loe gak ngerasa aneh?”

“Aneh apalagi?”

“Loe lihat deh, perasaan nih rumah adalah rumah satu - satunya yang ada disini. Gak ada tetangganya sama sekali. Masa loe gak heran?”

“Mungkin aja, cowok itu bukan tipe yang suka bergaul. Makanya dia cari rumah ditempat sepi kayak gini.”

Ketika Ilham dan Bisma sedang asyik ngobrol, tiba - tiba lampu dirumah itu padam. Karna cahaya remang - remang dari bulan malam hari Ilham dan Bisma bisa melihat jika laki - laki itu keluar dari kamarnya. Ilham dan Bisma mencium lagi bau harum bercampur amis. Mereka berdua pun mendekati laki - laki itu.

“Mas, apa yang terjadi?”Ilham bertanya bingung.

“Kamu jangan menyesal bertanya seperti itu.”Laki - laki itu berkata.

“Maksudnya apa?”Bisma ikut bingung.

Tiba - tiba saja laki - laki itu membalikkan badannya. Spontan Ilham dan Bisma terkejut melihat apa yang ada dihadapannya. Laki - laki yang mereka lihat tadi kini telah berubah menjadi sangat mengerikan. Mukanya penuh luka, kulit kepalanya hampir lepas dan seluruh wajahnya rusak. Dari luka - luka darah segar menetes - netes menimbulkan aroma yang sangat memuakkan. Ilham dan Bisma langsung lemas dibuatnya.

“Sebulan yang lalu didepan pemakaman itu aku ditabrak mobil yang melaju kencang. Aku sakit! Sakit! Sakit sekali.”Laki - laki itu berteriak.

Ditengah sayup - sayup teriakan laki - laki itu terdengar suara tangis yang sangat menyayat hati. Ilham dan Bisma pun langsung pingsan. Bersamaan dengan itu terdengar pula suara burung malam yang sangat menakutkan. Suasana berubah menjadi sangat gelap, seakan bulan pun enggan menyinari tempat itu.
-----------
Keesokan harinya Ilham dan Bisma terbangun karna ada seseorang yang mengguncang tubuhnya. Mereka berdua kaget ternyata mereka tertidur disebuah gundukan kuburan yang masih terlihat baru.

“Mas berdua tidak apa - apa?”Tanya salah seorang bapak berkumis.

“Gpp kok Pak. Cuma agak bingung aja kenapa kita bisa disini dan bagaimana bapak juga bisa disini?”Ilham berkata.

“Kita baik - baik saja Pak.”Timpal Bisma.

Ternyata orang - orang yang membangunkan mereka adalah penduduk desa tak jauh dari pemakaman ini. Mereka kesini karna seorang pembersih kuburan memberitahukan bahwa ada dua pemuda yang tertidur diatas gundukan kuburan. Ilham dan Bisma pun menceritakan bagaimana mereka berdua bisa ada disana. Tempat ini memang angker, gak ada seorang pun yang berani melewatinya ketika malam.

Ilham dan Bisma merasa mendapatkan pengalaman yang sangat langka. Sebelum meninggalkan tempat pemakaman itu, mereka berdua berdoa untuk laki - laki yang dikubur disana. Semoga arwahnya diterima dan diberikan tempat yang layak disisi Allah SWT.
-----------

-TAMAT-


If you enjoyed this post and wish to be informed whenever a new post is published, then make sure you subscribe to my regular Email Updates. Subscribe Now!


Kindly Bookmark and Share it:

YOUR ADSENSE CODE GOES HERE
 

Copyright © 2013-2014. All Rights Reserved | Cerpen-Online.comWahyu

Home | About | Top