Minggu, 12 Januari 2014

Cerpen : Akhirnya Kutemukan Cinta Sejati

Diposting oleh wahyu_alfatih at 09:46
Oleh : Istiqomah Rohimatul Azizah


Matahari menyembunyikan senyumnya. Secercah cahaya matahari tak terlukis lagi dilangit – langit. Bintang gemintang menghiasi atap bumi. Selitas senyum rembulan pun telah bertengger disinggasananya. Sebuah lampu temaram yang menerangi sudut taman merenung kesepian. Sepasang kaki berjalan menuju kursi disampingnya. Lima menit gadis itu menunggu. Gemuruh dalam hatinya semakin memuncak. Sebenarnya ada apa ? Mengapa tiba – tiba Arya ingin menemuiku disini ? Tak seperti biasa ia seperti ini ia berubah ? Tak seperti dulu lagi saat pertama dulu berkenalan dengannya. Batin Astrid.


Seseorang berjalan mendekati Astrid. Ketika sampai ditempat Astrid duduk ia pun mengambil tempat disisi kanan Astrid.
Beberapa saat hanya hembusan angin yang terdengar. Sunyi . Dan akhirnya Arya mulai berbicara.
“Astrid maafkan aku, mungkin malam ini terakhir kita bersama “
“kenapa??”
“Lebih baik kita putus saja”
“Tapi kenapa????”
“Entahlah hatiku berkata seperti itu”
Astrid tak kuasa lagi membendung air matanya. Dia berlari jauh, sampai jauh dari taman kota dimana Arya menemuinya.
Astrid benar  - benar terguncang oleh kejadian malam itu. Dia kehilangan semua harapan – harapannya. Semenjak malam itu juga prestasinya yang selama ini melangit menjadi turun drastis. Wajahnya pun selalu muram dan ia pun sering malamun sendiri. Ia belum bisa menerima kepergian cinta pertamanya.
Suatu pagi saat kelas mata kuliah sebelum dimulai, Astrid dan Devi nongkrong disalah satu bangku taman. Devi yang melihat Astrid dengan keadaan seperti ini ingin membangkitkan Astrid dari keterpurukannya dan bisa menjadi sosok Astrid yang dulu lagi.
“Astrid, kamu kenapa sih cemburut melulu ???”
“Kamu sudah tahukan kejadian malam itu ???”
“Iya, tapi kenapa masih dipirkirkan terus. Yang lalu biarlah berlalu. Lagian masih banyak cowok yang ada didunia ini. Tinggal mau milih siapa !!!”
“Maslahnya tentang perasaan, Dev !!!!”
“Rasa cinta itu dapat ditumbuhkan”
“Hemm…. Terserah kamu dechhh”
“Tuch banyak yang antri jadi cowok mu.”Canda Devi yang menunjuk sekelompok cowok disudut taman yang tersenyum kepada mereka berdua.
“Ah….. bisa aja.” Wajah Astrid samar – samar mulai tersenyum.
Tidak lama mereka berbincag – bincang, ada seorang cowok cakep nyamperin.
“Hey cewek, kok cemberut gitu sich??senyum donk.”
Devi yang gak suka digituin langsung menggandeng tangan Astrid dan mengajaknya pergi dari tempat itu sambil berkata.
“Ih dasar cowok tukang ngibul”
“Makanya gak usah godain aku kayak gitu. Kena sendiri kan!!!!”
“Hemmm…. Udah dech , masuk kelas aja.”
Astrid yang cantik,pintar kalem, dan terkenal sebagai primadona kelas pasti terkenal dan banyak cowok yang mengantri. Apalagi setelah putus dari Arya. Banyak teman cowoknya yang berlomba – lomba untuk mendapatkan cinta Astrid namun mereka semua hanya bisa gigit jari. Tak ada satupun yang diterima Astrid.
Saat pelajaran usai, ada seorang cowok yang nyamperin Astrid.
“Siang nona. Nanti malam sibuk gak??”
Dengan gaya sok keren. Cowok itu merayu Astrid. Astrid hanya diam berusaha tidak menghiraukan cowok itu.
“Bisa gak nanti malam gue ajak ngedate?” Dengan ‘PD’ cowok itu terus goda Astrid.
“Sorry gue ada acara.” Tanpa menghiraukan expresi wajah cowok didepannya Astrid terus belalu. Ia takut luka dihatinya merekah kembali.
..............................
Suatu siang Pak Joko, dosen mata kuliah hari ini keluar kelas. Astrid yang merasa perutnya bernyanyi dari tadi langsung menuju kekantin. Sambil menunggu pesanannya datang , fikiran Astrid melayang entah kemana.
“Astrid, kok melamun terus ?” Tiba – tiba Faris teman dekatnya dari SMA, membuyarkan lamunan Astrid. Astrid terkejut dan tergagap – gagap.
“E…….e …….gak kok “
“Beneran???” canda Faris dengan tawanya yang khas.
“Cerita aja,gak usah malu. Kita kan udah berteman dari dulu. Siapa tahu aku bisa bantu masalahmu.” Lanjut faris.
“Hemmmm,aku sendiri juga gak tahu kenapa. Mungkin masih terbawa sakit hatiku aja.” Kata Astrid malu – malu.
“Sakit hati hati kenapa???” faris masih tidak mengerti.
“Ih….dasar cowok !!!” Astrid memasang wajah cemberut.
“Ya maaf. Aku beneran gak tahu. Ayolah cerita “ Sesal Faris.
“Sudah berapa hari aku putus sama Arya”
“Oh….terus”
“Gak tahu” jawab Astrid jengkel dengan tanggapan Faris.
“Dari pada cemberut terus mikirin yang gak penting – penting gitu meding ikut aku” Saran Faris.
“Kemana ????” Jawab Astrid bingung.
“Hari ini Rohis mau ngadain pengajiaan buat temen – temen. Siapa tahu dengan ikut itu kamu jadi punya  semangat baru, gak suka nglamun terus hehe” Jelas Faris masih dengan tawanya yang khas.
“Ah…bisa aja!!” Astrid menanggapinya pun dengan canda pula.
“Beneran.......Nyesel lho ya kalu gak ikut” Rayu Faris.
Dan akhirnya Astrid menyetujui ajakan Faris yang salah satu aktivis Rohis.
Setelah sholat dhuhur tertunaikan, beberapa mahasiswa berbondong – bondong pergi kemasjid untuk mengikuti pengajian yang diadakan Rohis. Termasuk juga Astrid salah satu dari mereka. Walau mataharti diatas ubun – ubun yang pansanya menyengat, banyak mahasiswa yang berdatangan kemasjid.
Acara akan dimulai pukul 13.00 WIB, sekarang baru pukul 12.45 WIB. Itu artinya acara baru akan dibuka lima belas menit lagi. Astrid merasa asing ditengah aktivis Rohis. Karena sebelumnya ia tidak pernah mengikuti acara yang diadakan Rohis. Astrid sengaja duduk ditempat yang paling belakang. Ditengah keasingannya, ada seorang akhwat yang mendekatinya dan menyapanya.
Kaifa haluki ya ukhti??” Astrid terkejut tiba –tiba  ada seseorang disampingnya.
“Apa kabar ukhti??” Sambung akhwat itu seorang mengetahui kalau Astrid tidak memahami ucapannya tadi.
“Ukhti itu sebutan untuk seorang saudara perempuan” Sambungnya lagi.
“Alhamdulillah” Akhirnya seucap kata keluar dari mulut Astrid.
“Kenalkan,nama saya Sarah” Sebuah senyum merekah diwajah Sarah sambil menyodorkan tangan kanannya. Tanpa ragu – ragu. Astrid menyambutnya seraya berkata
“Astrid”
“Baru ikut ya??”
“Iya”
“Oh….makanya baru ketemu” Perbincangan masih berlanjut.
Selang beberapa saat sang pembicara telah datang dan bersiap – siap membawakan pengajiannya. Setelah acara dibuka, sang pembicara lansung menuju topik yang akan dibahas siang ini.
“Kita sebagai manusia telah diberi sebuah hak untuk mencintai. Tanpa cinta dunia pasti hancur karena tidak ada yang saling mengasihi. Cinta itu fitrah yang patut kita syukuri. Jadi sudah sewajarnya jika kita mencintai satu sama lain.” Walau panas terik matahari semakin membakar, sang pembicara tetap menyampaikan ceramahnya dengan semangat yang berkobar.
“Ih….kenapa sich kok bahas cinta – cinta segala. Aku sudah muak dengan kata cinta yang hanya mengandung dusta.” Batin Astrid. Sesaat setelah pembicara berhenti sejenak, beliau meneruskan ceramahnya lagi.
“Tapi jangan salah sangka dulu. Cinta yang saya maksud disini bukan cinta kepada lawan jenis yang berujung kemaksiatan. Cinta itu memang fitrah jika kita menggunakan kepada kebaikan dan dapat berbahaya jika telah mendekati kemaksiatan. Yang kita bahas siang ini adalah cinta syar’I, yaitu cinta kepada Allah Sang Pencipta alam semesta. Cinta kita terhadap makhluk Allah tidak boleh melebihi cinta kita kepada Allah, yang menciptakannya….”
Cinta syar’i……
Ya, itulah yang tidak pernah Astrid fikirkan. Sebuah cinta kepada Sang Illahi. Dengan pengajian ini akhirnya Astrid menemukan jawaban untuk semua yang telah mengganggunya selama ini. Hatinya mulai terbuka dan ia mulai menyadarinya tentang kesalahanya selama ini yang sering melalaikan Allah.
Dalam perjalanan pulang ia masih terbayang ceramah siang ini. Ia pun bejanji akan mencintai Allah sepenuh hantinya.
Dijalan perkotaan Astrid tak sengaja mendengarkan sebuah lagu yang sangat menyentuh kalbunya.
Tuhan betapa aku maluAtas semua yang Kau beriPadahal diriku terlalu sering membuat – Mu kecewaEntah mungkin karena aku terlenaSementara Engkau beri aku kesempatan berulang kali,agar aku kembaliDalam fitrahku sebagai manusiaUntuk menghambakan MuBetapa tidak ada apa – apanya aku dihadapan MuAku ingin mencintai Mu setulusnyaSebenar – benar aku cintaDalam do’a,dalam ucapan,dalam setiap langkahkuAku ingin mendekati Mu selamanyaSehina apapun dirikuKuberharap untuk bertemu ya Rabbi  
(ku ingin memcintaiMu setulusnya-Edcaustic)
Setelah semalam suntuk ia memikirkan semua yang terjadi siang itu. Akhirnya,wajah Astrid kembali berseri – seri. Ia menjadi sosok yang ceria lagi. Tidak berapa lam prestasinya telah kembali.

“Akhirnya ku temukan cinta sejati yang tidak akan hilang, yaitu Allah.” Prinsip itulah yang membuat semua perubahan dalam diri Astrid.


If you enjoyed this post and wish to be informed whenever a new post is published, then make sure you subscribe to my regular Email Updates. Subscribe Now!


Kindly Bookmark and Share it:

YOUR ADSENSE CODE GOES HERE
 

Copyright © 2013-2014. All Rights Reserved | Cerpen-Online.comWahyu

Home | About | Top